SELAMAT  DATANG  DISITUS  "MEDIA BELAJAR OTOMOTIF"  MEDIA SEPUTAR TEKNOLOGI  |  OTOMOTIF  |  MOTIVASI  |  BISNIS  DAN  INTERNET  ===> TERIMA  KASIH  ATAS  KUNJUNGAN  ANDA <=== 

Sistem Pengapian CDI

PENGAPIAN CDI

http://tokoone.com?affid=11528

Sistem pengapian merupakan sistem yang menghasilkan tegangan tinggi pada koil pengapian yang disalurkan ke busi sehingga menimbulkan bunga api. Loncatan bunga api tersebut digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar.

A.  Komponen Sistem Pengapian CDI

      Sebuah motor bakar menghasilkan tenaga dari pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang telah dikompresikan dalam ruang bakar.
Campuran bahan bakar dan udara terbagi menjadi tiga, yaitu: Campuran gemuk, Sedang dan Kurus. Dalam sistem pengapian sepeda motor selalu menggunakan busi. Busi menghasilkan percikan bunga api dan membakar campuran bahan bakar serta udara yang terkompresikan dalam ruang bakar untuk memulai proses pengapian.

Tegangan yang diperlukan busi untuk memercikan bunga api sekitar 10.000 volt - 20.000 volt. Sistem pengapian ini sangat berpengaruh pada tenaga yang dibangkitkan mesin.
Urutan sistem pengapian pada sepeda motor dijelaskan menjadi beberapa tahap, yaitu penyediaan dan penyimpanan energi listrik di baterai, penghasil tegangan tinggi ke busi, dan pelepasan bunga api pada elektroda busi.

1. Baterai
            Baterai merupakan sumber arus bagi lampu - lampu pada kendaraan. Baterai juga berfungsi sebagai sumber arus pada sistem pengapian.
Prinsip kerja dari baterai adalah saat kutub positif dan kutub negatif bereaksi dengan larutan elektrolit (asam sulfat), maka akan terjadi pelepasan muatan elektron. Elektron bergerak dari kutub negatif kekutub itu akan menjadi arus listrik.

2. Generator
              Dalam sebuah generator terdiri dari dua bagian, yaitu rotor yang berupa magnet dan beberapa kumparan. Generator bekerja berdasarkan prinsip bahwa pada saat terdapat garis gaya magnet yang terputus oleh lilitan kawat, maka pada lilitan kawat tersebut timbul gaya gerak listrik induksi. Arus listrik yang dihasilkan merupan arus bolak balik atau AC (alternating curenti).

3. Pemutus Arus
             Pemutus arus ada dua macam, yaitu dengan memakai platina dan sistem CDI. Platina berfungsi sebagai pemutus arus yang mengalir kekumparan primer pada koil pengapian.Dengan adanya kerja platina ini, maka medan magnet pada koil selalu berubah yang mengakibatkan timbulnya timbulnya tegangan sekitar 10.000 volt pada kumparan sekunder.
         
             Kerja platina diatur oleh poros cam, sehingga waktu saat penyalaan dari gas bahan bakar dalam silinder dapat diatur menurut ketentuan yang ditetapkan. Saat platina membuka maka akan menimbulkan bunga api. Untuk menghindari hal tersebut digunakan kondensor sebagai pengaman atau peredam.

             Selain penggunaan platina ada sistem yang mampu bekerja memutuskan arus kekumparan primer koil pengapian tanpa adanya percikan api, yaitu sistem CDI. Pemutusan arus yang dilakukan CDI ini adalah dengan cara menahan arus dalam kondensor saat SCR mati dan mengalirkanya ke kumparan primer koil saat hidup.

4. Kondensor
             Menurut sifatnya, kondensor dapat menahan muatan listrik menurut kapasitas dan dalam waktu tertentu. Maka dari itu, kondensor dapat digunakan sebagai peredam atau penghisap arus listrik ekstra yang timbul akibat adanya tegangan induksi pada kumparan primer yang dapat menimbulkan bunga api listrik pada platina. Kondensor biasanya terbuat dari isolasi kertas perak.

              Dalam unit CDI kondensor berfungsi untuk menahan arus sat SCR kemudian mengalirkanya ke kumparan primer koil pengapian saat SCR hidup.Pada sistem CDI tidak akan terjadi loncatan bunga api seperti pada penggunaan platina. Sehingga kerja yang dilakukan lebih efektif.

5. Koil Pengapian
              Arus listrik yang datang dari generator ataupun baterai akan masuk kedalam koil. Dengan tegangan sekitar 12 volt dan oleh koil tegangan ini akan dinaikkan sampai sekitar 10.000 volt. Pada gulungan primer mempunyai kawat yang dililitkan dengan diameter 0,6 sampai 0,9 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 200 lilitan. Sedang kumparan sekunder mempunyai lilitan kawat dengan diameter 0,05 sampai 0,08 mm dengan lilitan sebanyak 20.000 lilitan. Karena perbedaan jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder maka kumparan sekunder akan timbul tegangan kira" 10.000 volt.

              Arus tegangan tinggi timbul akibat terputusnya aliran arus pada kumparan primer yang mengakibatkan tegangan induksi pada kumparan sekunder. Hilangnya medan magnet terjadi saat terputusnya arus listrik pada kumparan primer, maka dibutuhkan suatu pemutus arus.

6. Busi
              Busi adalah alat yang digunakan untuk meloncatkan bunga api didalam ruang bakar. Bunga api yang diloncatkan dengan perbedaan tegangan 10.000 volt diantara kedua kutub elektroda busi.
Busi mengalami tekanan temperatur tinggi dan getaran sangat keras maka kontruksi busi dibuat dari bahan yang mengatasi hal tersebut. Jenis busi umumnya dirancang menurut keadaan panas dan temperatur dalam ruang bakar. Busi dibagi menjadi tiga, yaitu busi dingin, busi sedang (medium type) dan busi panas.

                Busi dingin adalah busi yang menyerap dan melepaskan panas dengan cepat sekali. Biasanya digunakan untuk mesin yang temperatur ruang bakarnya tinggi.
Busi panas adalah busi yang menyerap serta melepaskan panas dengan lambat. Jenis ini dipakai untuk mesin yang temperatur ruang bakarnya rendah.

7. Kunci Kontak
               Kunci kontak merupakan sakelar utama yang menghubungkan baterai dengan seluruh sistem yang ada (termasuk sistem pengapian) berfungsi untuk menghubungkan kumparan pengisian unit CDI. Saat kunci kontak posisi ON, titik kontak yang ada di kedua terminalnya saling berhubungan, sehingga arus listrik dapat mengalir dari satu terminal ke terminal lain.

                Sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) atau sistem pengapian pengosongan kapasitif yang merupakan penyempurnaan dari sistem pengapian magnet konvensional dengan kontak platina.

8. Timing Sirkuit
               Fungsi dari timing sirkuit untuk mengatur waktu pengapian dan sebagai sinyal pengapian bagi SCR yang dihasilkan magnet merupakan arus bolak balik dan diubah menjadi arus searah oleh dioda.

9. Unit CDI
              
        
               Cara kerja rangkaian unit CDI diatas yaitu saat ada arus yang mengalir dari baterai, maka arus akan melewati kumparan penguat dan stanby di kaki kolektor transistor (Tr). Transistor hidup karena adanya arus yang dibangkitkan oleh koil pulsa, transistor akan mengalir kemassa. Maka menyebabkan terjadinya kemagnetan pada inti besi kumparan penguat. sehingga timbul induksi pada kedua kumparan tersebut. Tegangan induksi pada kumparan sekunder mengisi kapasitor setelah disearahkan oleh dioda. Putaran poros engkol kedua koil pulsa kembali mendapatkan arus yang akan menghidupkan SCR. Karena SCR aktif maka arus yang ada dalam kapasitor akan dikeluarkan ke kumparan primer koil pengapian.

No comments:

Post a Comment